Pages

Minggu, 30 Oktober 2011

Kepemimpinan Menurut Islam


KEPEMIMPINAN MENURUT ISLAM
Kepemimpinan adalah salah satu hal yang paling penting di dunia ini, dan juga dalam berkembangnnya suatu organisasi. Bagaimana seseorang mengendalikan atau memimpin dirinya dan yang dipimpinnya agar selamat dunia dan akhirat. Sejarah telah membuktikan bahwa di antara ciri masyarakat atau organisasi yang baik adalah masyarakat yang memiliki pemimpin yang berwibawa, tegas dan adil, berpihak pada kepentingan masyarakat luas, memiliki visi yang kuat, dan mampu menghadirkan  perubahan kearah yang baik. Kita semua merupakan seorang pemimpin yang ditunjuk oleh Allah SWT di muka bumi ini.
Dalam waktu 23 tahun Rasulullah SAW dapat membawa perubahan atau revolusi peradaban. Beliau adalah tipikal pemimpin yang sangat luar biasa dan tidak ada tandingannya. Dan Kepemimpinan beliau sudah diakui dunia, sebagai orang yang paling berpengaruh dalam sejarah yang tercantum dalam buku "Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah" oleh Michael H. Hart, 1978.
Menjadi seorang pemimipin bukan hal yang mudah, karena seorang pemimpin harus mempertanggungjawabkan apa yang dipimpinnya di hadapan Allah SWT.
Rasulullah tidak pernah bisa tidur nyenyak sebelum memastikan bahwa masyarakatnya bisa tidur nyenyak. Bahkan hal tersebut terbawa hingga menjelang ajal, dimana beliau sangat mengkhawatirkan keadaan umatnya. Karena itu, Rasulullah telah mengingatkan bahwa pemimpin yang baik dan adil akan menjadi salah satu dari 7 golongan yang akan mendapat naungan dan perlindungan Allah di hari kiamat nanti.
Dari Abu Hurairah Ra. Dati Anbi Muhammad SAW bersabda : " Tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah SWT dalam naungannya pada hari dimana tidak ada lagi naungan kecuali naungan Allah ( mereka itu ) : (1) Pemimpin yang Adil, (2) Pemuda yang tumbuh dalam Ibadah kepada Allah, (3) Seorang laki – laki yang hatinya digantungkan kepada masjid, (4) Dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul dan berpisah atas dasar Cinta Allah, (5) Seorang laki – laki yang diajak (mesum) oleh seorang wanita cantik dan menawan lalu dia berkata: "Sesungguhnya saya takut kepada Allah", (6) Seseorang yang bersedekah dan menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya dan (7) seorang laki – laki yang mengingat Allah dalam sendirian, kedua matanya mengucurkan air mata." ( HR. Bukhari – Muslim )

Ada 7 poin yang dapat diambil dari inti pidato khalifah Abu Bakar ra ini, diantaranya:

1. Sifat rendah hati. Pada hakikatnya kedudukan pemimpin itu tidak berbeda dengan kedudukan yang dipimpin. Ia bukan orang yang harus terus di istimewakan. Ia hanya sekedar orang yang harus didahulukan selangkah dari yang lainnya karena ia mendapatkan kepercayaan dalam memimpin dan mengemban amanat. Ia seolah pelayan umat yang diatas pundaknya terletak tanggungjawab besar yang mesti dipertanggungjawabkan. Kerendahan hati biasanya mencerminkan persahabatan dan kekeluargaan, sebaliknya ke-egoan mencerminkan sifat takabur dan ingin menang sendiri. 
2. Sifat terbuka untuk dikritik. Seorang pemimpin haruslah menanggapi aspirasi-aspirasi umat dan terbuka untuk menerima kritik-kritik sehat yang membangun dan konstruktif. Tidak seyogiayanya menganggap kritikan itu sebagai hujatan, dan menganggap orang yang mengkritik sebagai lawan. Tetapi harus diperlakukan sebagai “mitra”dengan kebersamaan dalam rangka meluruskan dari kemungkinan buruk yang selama ini terjadi untuk membangun kepada perbaikan dan kemajuan.  
3. Sifat jujur dan memegang amanah. Kejujuran yang dimiliki seorang pemimpin merupakan simpati umat terhadapnya yang dapat membuahkan kepercayaan dari seluruh amanat yang telah diamanahkan. Pemimpin yang konsisten dengan amanat umat menjadi kunci dari sebuah kemajuan dan perbaikan 
4. Sifat berlaku adil. Keadailan adalah konteks real yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Keadilan bagi manusia tidak ada yang relatif. Islam meletakkan soal penegakan keadilan itu sebagai sikap yang esensial. Seorang pemimpin harus mampu menimbang dan memperlakukan sesuatu dengan seadil-adilnya bukan sebaliknya berpihak pada seorang saja atau berat sebelah.  
5. Komitmen dalam perjuangan. Sifat pantang menyerah dan konsisten pada konstitusi bersama bagi seorang pemimpin adalah penting. Teguh dan terus Istiqamah dalam menegakkan kebenaran dan keadilan. Pantang tergoda oleh rayuan dan semangat menjadi orang yang pertama di depan apabila ada yang hendak mengganggu kelancaran jalannya organisasi. 
6. Bersikap Musyawarah. Dalam term ini pemimpin tidak sembarang memutuskan sebelum adanya musyawarah diantara orang-orang disekelilingnya dan umat. Sebab dengan keterlibatan umat terhadap pemimpinnya dari sebuah kesepakatan bersama akan memberikan kepuasan, sehingga apapun yang akan terjadi baik buruknya bisa ditanggung bersama-sama.

7. Berbakti dan mengabdi kepada Allah. Dalam hidup ini segala sesuatunya takkan terlepas dari pandangan Allah, manusia bisa berusaha semampunya dan sehebat-hebatnya namun yang menentukannya adalah Allah. Hubungan seorang pemimpin dengan Tuhannya tak kalah pentingnya yaitu dengan berbakti dan mengabdi kepada Allah. Semua ini dalam rangka memohon pertolongan dan ridho Allah semata. Dengan senantiasa berbakti kepada-Nya terutama dalam menegakkan sholat lima waktu contohnya, seorang pemimpin akan mendapat hidayah untuk menghindari perbuatan-perbuatan yang keji dan tercela. (Tim redaksi – dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About