Pages

Rabu, 25 April 2012

Dilarang Berputus - Asa


Bismillahirrahmanirrahim
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” ( Az – Zumar : 53 )

                Hidup secara benar di dunia ini memang penuh perjuangan. Sebab mayoritas manusia berkecendrungan tidak benar atau tidak sadar. Berjuang, nampaknya merupakan hakikat hidup manusia, apalagi bagi manusia yang sudah jelas arah hidupnya, konkret cita – citanya, juga kemauannya. Berjuang dalam hal ini berarti mewujudkan keadaan sehingga menjadi ideal, atau minimal berjuang mengatasi masalah yang menghambat langkah kita. Sementara, yang kita ketahui masalah hidup selalu ada menanti kita. Ketika kita telah dikatakan selesai menjalani satu masalah, akan datang masalah lain yang senantiasa menanti.
                Banyak dan beragamnya masalah yang menghadang kehidupan kita merupakan lahan bagi kita untuk memperjuangkan hidup kita akan lebih baik, benar, juga lebih indah. Oleh karena itu, sungguh terlarang bagi kita untuk berputus asa bila tertumbuk masalah yang besar. Larangan ini tidak hanya karena sikap berputus – asa bisa menciptakan hal – hal negative yang bersifat destruktif bagi jiwa dan hidup kita.
                Menjalani hidup berarti menghadapi   masalah yang menghadangnya. Kadang masalah kecil dan kadang besar. Apapun masalah yang hadir dihadapan kita sesungguhnya bisa kita hadapi dengan penuh keyakinan. Sebab, Allah SWT , dzat yang memberikan cobaan masalah bagi kita tentu ada tujuannya, dan tidak mungkin masalah yang kita alami ini diluar perkiraan yang mana kita dapat melewatinya. Seperti dijelasakan dalam firman Allah Surat Al – Baqarah ayat 286 :
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya ….”
                Renungan dari firman ini adalah setiap masalah yang dihadapi seseorang sudah di format sesuai dengan orang ersebut. Masalahnya kemudian adalah, apakah orang tersebut meyakini  bahwa sesungguhnya dirinya mampu berusaha dengan maksimal.
                Mari kita urai, masalah apa yang sesungguhnya mengahadang kita dan bagaimana solusinya ?
Pertama,apakah sumber masalah itu datang dari kita sendiri ? Jika benar demikian, maka solusinya hanya dengan cara mengubah kebiasaan kita, misalnya malas, boros, takut,  serakah, dan lain – lain.
Kedua,apakah sumber masalah itu menyangkut perilaku orang lain ? Jika benar, maka solusinya adalah dengan cara mengubah metode pengaruh kita terhadap orang lain. Misalnya pengaruh kita terhadap teman, tetangga, dll.
Ketiga,apakah masalah itu menyangkut diluar kendali kita ? Jika benar demikian, maka solusinya adalah dengan cara mengubah cara pandang kita terhadapnya sebab hal itu bisa diterima. Misalnya gempa bumi, gunung meletus, dan lain – lain.
                Apapun masalah kita dan seberapa pun skalanya, sungguh tidak pantas membuat kita berputus asa. Oleh karena itu, untuk mengatasi agar tidak terjerumus dalam keputus – asaan. Dukungan dan perhatian keluarga memang sangat penting dan sangat dubutuhkan. Allah menjelaskan tentang adanya larangan berputus – asa dalm segala hal, dalam surat Yusuf ayat 87 :
“… Dan janganlah berputus – asa dari Rahmat Allah, sebab sesungguhnya tidak akan berputus – asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kufur “
                Berputus asa termasuk golongan yang kufur ? inilah penggolongan resmi dari Allah yang pasti benar, tegas perlu kita cermati. Barangsiapa berputus asa niscaya tergolong kaum yang kufur. Kufur disini berarti mengingkari nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepadanya. Seharusnya kita yakin bahwa kita pasti mampu untuk melewati semua ujian yang diberikan Allah dengan badan yang sehat ini, tidak kekurangan sesuatu apapun. Kita lihat orang lain, orang yang cacat fisik saja banyak yang mempunyai semangat yang tinggi selama menjalani hidupnya. Sedangkan kita ? hanya ditimpa masalah sepele saja kita sudah banyak mengeluh dan banyak sekali berbuat yang tidak seharusnya.
                Seseorang yang berputus asa berarti telah menutup dirinya dari proses hidup yang bergerak san terus berkembang. Seseorang yang berputus asa adalah seorang yang jiwanya mati atau mematikan diri sendiri. Sebagai akibatnya adalah, ketidak-maknaan hidupnya, bahkan tidak sedikit yang juga berusaha merusak lingkungan sekitarnya, atau bahkan mengakhiri hidupnya sendiri.
                Mudah – mudahan kita terjauh dari sifat putus – asa tadi. Mari kata selalu berusaha meningkatkan sikap mental yang positif dalam menghadapi semua permasalahan hidup, tentunya dengan cara meningkatkan keimanan kita. Berdoa sesudah sholat adalah salah satu cara meningkatkan sikap mental posotif.
Subhanallah ( Maha suci Allah ),  berarti meniadakan pandangan negative dan buruk sangka terhadap Allah.
Alhamdulillah ( Segala puji bagi Allah ), berarti menanamkan prasangka baik dan sikap positif.
AllahuAkbar ( Allah Maha Besar ),  berarti menegaskan diri bahwa selain Allah SWT itu adalah kecil dan tak berarti apa – apa, serta bertekad menjalani hidup dengan keyakinan bersama Allah.

*Wallahu’alam Bisshawwab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About